Setelah
membeberkan gambaran toleransi umat Islam yang sangat mengagumkan dalam
berinteraksi dengan pihak lain, sehingga bisa membungkam mulut orang-orang yang
telah lancang mengatakan bahwa Islam mendorong atau menyuruh menindas orang
lain yang tidak seagama, dalam bagian ini kami akan memaparkan gambaran yang
dimuat Al-Quran dan disebutkan dalam Hadis, penindasan yang sebenarnya yang
terjadi terhadap orang-orang Kristen ketika mereka masih memeluk agama yang
benar, yaitu gambaran penindasan terhadap ahli kitab dan orang-orang shaleh
sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw.
Diriwayatkan
dari Shuhaib bahwa Rasulullah bersabda, “Ada salah seorang raja sebelum kalian,
dia memiliki seorang tukang sihir. Ketika si tukang sihir sudah tua dia berkata
kepada sang raja: saya sudah tua, maka kirimkan kepadaku anak kecil untuk
diajari sihir. Di jalan menuju ke rumahnya, lewatlah seorang pendeta yang
kemudian mampir dan mendengar kata-katanya. Si pendeta mengaguminya, ketika si
tukang sihir melewati tempatnya si rahib dia mampir juga, di saat anak kecil
ini mendatangi tukang sihir dia dipukul, si anak kecil mengadu kepada si
pendeta yang kemudian memberinya nasihat: jika kamu takut pada tukang sihir
katakan saya ditahan keluarga saya, dan jika kamu takut pada keluargamu, maka
jawablah saya ditahan tukang sihir, dalam pada itu tiba-tiba datang binatang
besar yang telah menahan penduduk setempat, anak kecil itu berkata: hari ini
saya ingin tahu, apakah tukang sihir itu yang lebih baik atau si pendeta, lalu
dia mengambil batu sambil berdoa: ya Allah jika si pendeta lebih Engkau cintai
daripada si tukang sihir, maka bunuhlah binatang besar ini sehingga penduduk
kampung bisa terbebas. Anak kecil itu melemparkan batu yang ada di tangannya
dan binatang tersebut pun mati. Orang-orang kampung berhamburan melepaskan diri
dari binatang besar. Anak kecil itu mendatangi si pendeta dan menceritakan hal
tersebut. Si pendeta berkata: anakku, sekarang kamu lebih baik dari saya. Kamu
telah mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Kamu nanti akan diberi cobaan dan
ketika kamu diberi cobaan jangan bawa-bawa nama saya. Anak kecil itu sudah
mampu menyembuhkan penyakit buta dan lepra dan mengobati penduduk kampung dari
berbagai macam penyakit. Salah seorang anggota majelis raja yang buta mendengar
hal itu. Dia pun membawa berbagai macam hadiah seraya berkata: ini semua akan
menjadi milik Anda jika bisa menyembuhkan saya. Anak kecil itu menjawab: saya
tidak bisa menyembuhkan siapa pun, karena yang menyebuhkan hanya Allah Swt. Jika
kamu beriman kepada Allah, maka saya akan mendoakanmu sampai Allah menyembuhkanmu.
Orang tersebut beriman kepada Allah dan Allah pun menyembuhkannya. Orang itu
menghadiri majelis raja sebagaimana biasanya, sang raja bertanya kepadanya:
siapa yang mengembalikan penglihatanmu? Orang itu menjawab: Tuhanku. Sang Raja
bertanya: apakah kamu punya Tuhan selain saya? Orang itu menjawab: Tuhan saya
dan Tuhanmu adalah Allah. Orang itu ditangkap dan terus disiksa sampai memberi
tahu tentang anak kecil yang menyembuhkannya. Dipanggillah si anak kecil. Sang
raja bertanya: anakku! Sihirmu telah mampu menyembuhkan orang buta dan penyakit
lepra, kamu juga bisa ini dan itu. Anak kecil itu menjawab: saya tidak bisa
menyembuhkan apa-apa. Yang bisa menyembuhkan adalah Allah Swt. Anak kecil
itupun ditangkap dan disiksa terus menerus sampai dia memberi tahu tentang si
pendeta. Didatangkanlah si pendeta dan di atas belahan kepalanya disediakan
gergaji, kemudian dibelahlah sampai tubuhnya terbelah dua. Setelah itu
didatangkanlah anggota majelis raja, dikatakan kepadanya: kembalilah
(bertaubatlah) dari agamamu, orang itu menolak. Lalu diletakkanlah gergaji di
atas belahan kepalanya dan dibelahlah tubuhnya hingga terbelah menjadi dua. Kemudian
turun perintah untuk mendatangkan si anak kecil. Setelah itu dikatakan padanya:
kembalilah (bertaubatlah) dari agamamu. Tapi anak itu menolak. Lalu dia
diserahkan pada beberapa orang pengawalnya seraya berkata: bawalah anak ini ke
atas gunung, jika sudah sampai di puncaknya, beri dia pilihan, mau bertaubat
atau akan kalian lempar ke bawah. Para pengawal tersebut membawa si anak kecil
ke atas gunung. Sesampainya di sana, si anak kecil berdoa: ya Allah perlakukan
mereka sesuai kehendak-Mu, tiba-tiba gunung bergoncang dan para pengawal itu
jatuh ke bawah, sedangkan si anak kecil kembali ke hadapan raja dengan berjalan
kaki. Sang raja bertanya kepadanya: apa yang terjadi terhadap para pengawalmu?
Si anak kecil menjawab: Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya kepada mereka. Sang
raja menyerahkan anak kecil itu ke pengawal yang lain seraya berkata: bawalah
anak kecil ini ke laut, beri dia pilihan, bertaubat atau dilempar ke laut. Para
pengawal itu pun membawa si anak kecil. Sesampainya di sana si anak kecil
berdoa: ya Allah perlakukan mereka sesuai kehendak-Mu. Tiba-tiba kapal menjadi
oleng dan para pengawal itu tenggelam semua. Sedangkan si anak kecil kembali ke
hadapan raja dengan berjalan kaki. sang raja bertanya kepadanya: apa yang
terjadi terhadap para pengawalmu? Si anak kecil menjawab: Allah telah
menunjukkan kekuasaan-Nya kepada mereka. Anak itu kemudian memberi tahu sang raja:
kamu tidak akan bisa membunuh saya sampai kamu melakukan apa yang saya
perintahkan. Sang raja bertanya: apa itu? Si anak kecil berkata: kumpulkan
semua orang di suatu tempat. Saliblah saya di batang pohon. Ambillah anak panah
dari kantong anak panah saya, letakkan anak panah itu di busurnya, lalu
ucapkan: dengan menyebut nama Allah, Tuhan si anak kecil, setelah itu panahlah
saya, maka jika kamu melakukan itu kamu akan bisa membunuh saya. Dipanahlah
anak kecil itu dengan anak panah yang meluncur tepat mengenai pelipisnya, anak
kecil itu meletakkan tangannya di pelipisnya dan dia pun menghembuskan nafas
yang terakhir. Orang-orang yang menyaksikan hal itu berkata: kami semua beriman
kepada Tuhan si anak kecil, kami semua beriman kepada Tuhan si anak kecil, kami
semua beriman kepada Tuhan si anak kecil. Setelah itu datang seseorang kepada
sang raja yang mengatakan: sudah lihatkah Anda akan apa yang Anda takutkan, sungguh
demi Allah apa yang Anda takutkan telah terjadi, orang-orang telah beriman.
Sang raja memerintahkan untuk membuat lobang besar yang di dalamnya diisi kayu
bakar, setelah itu dinyalakanlah api, sang raja memerintahkan: siapa saja yang
tidak mau kembali ke agamanya maka lemparkanlah ke dalamnya, atau mengatakan
pangganglah, para pengawalnya pun melakukan perintah tersebut, hingga datanglah
seorang perempuan bersama anaknya yang masih kecil, perempuan tersebut mundur
karena takut, tapi bayi yang masih kecil itu berkata kepadanya: ibu,
bersabarlah, sesungguhnya Anda berada dalam kebenaran” (HR. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar